Senin, 07 November 2011

TUGAS SOFTSKILL ETIKA BISNIS 1

NAMA            : HAFIDZ YULIARTO
NPM               : 10208559
KELAS           : 4 EA 10
TUGAS           : SOFTSKILL ETIKA BISNIS
I.                   Pengertian Etika Berdasarkan Bahasa :
Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti "timbul dari kebiasaan". Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benarsalahbaikburuk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika) (id.wikipedia.org). Berikut dua pengertian berbeda tentang etika :
  1. Pengertian etika yang pertama, identik dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal dari bahasa latin, mos (tunggal) atau mores (jamak) yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi etika dan moralitas mempunyai arti yang sama sebagai sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konstan dan terulang dalam kurun waktu sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
  2. Pengertian etika yang kedua berbeda dengan moralitas. Etika dalam pengertian kedua ini dipahami sebagai filsafat moral atau ilmu yang menekankan pada pendekatan kritis dalam melihat  dan memahami nilai dan norma moral serta permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian etika kedua, berbeda dengan yang pertama karena tidak berisikan nilai dan norma-norma kongkret yang menjadi pedoman  hidup manusia.
Etika bisnis memiliki padanan kata yang bervariasi, yaitu (Bertens, 2000):
1. Bahasa Belanda à bedrijfsethiek (etika perusahaan).
2. Bahasa Jerman à Unternehmensethik (etika usaha).
3. Bahasa Inggris à corporate ethics (etika korporasi).
Analisis Arti Etika
Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):
1. Etika sebagai Praktis
a. Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
2. Etika sebagai Refleksi
a. Pemikiran moral adalah berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai objeknya.
c. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
    II A. Pengertian dan contoh Etika dalam kehidupan sehari-hari :
    Etika (Yunani Kuno : “ethikos” yang berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Jadi bisa disimpulkan pengertian etika dari tulisan yang diatas adalah sebuah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Didalam setiap kegiatan yang lakukan, juga harus didasarkan oleh etika agar orang-orang yang berada disekitarnya dapat menilai baiknya kegiatan yang sedang dilakukan.
    Berikut adalah contoh etika dari beberapa kegiatan yang biasa dilakukan :
    1. Etika dalam menggunakan handphone
    Hp atau Handphone adalah perangkat telekomunikasi yang memiliki banyak manfaat dan mudah dalam pengoperasian. Namun untuk mendapatkan sebuah manfaat yang berdapat positif, pengguna harus beretika ketika menggunakan teknologi tersebut dengan cara melihat lingkungan sekitar, seperti :
    - Tempat yang sesuai untuk menggunakan handphone, seperti tempat ibadah, gedung bioskop, ruang kelas dan lain-lain. Jadi pengguna harus mengetahui apakah tempat tersebut akan terganggu ketika pengguna menggunakan handphone.
    - Volume suara pengguna ketika melakukan pembicaraan menggunakan handphone. Jadi pengguna harus menggunakan volume suara yang normal ketika melakukan pembicaraan menggunakan handphone agar tidak menarik perhatian dan tidak mengganggu orang-orang yang berada disekitar anda.
    - Tema pembicaraan. Ketika pengguna berada ditempat umum, diusahakan untuk tidak melakukan pembicaraan yang bersifat pribadi karena jika dilakukan didekat orang lain, akan membuat orang lain mau tidak mau mendengarkan pembicaraan pribadi pengguna. Jika pembicaraan tersebut harus dilakukan, maka lakukanlah pembicaraan tersebut ketika keluar dari tempat tersebut.
    - Waktu ketika menerima panggilan dari handphone. Jika pengguna handphone sedang melakukan perbincangan langsung dengan orang lain, disarankan agar tidak menerima panggilan telepon ketika ditengah perbincangan karena hal tersebut kurang menunjukkan etika dan respek terhadap lawan bicara yang sedang berhadapan langsung kecuali panggilan tersebut sangat penting, jadi pengguna mau tidak mau harus memotong perbincangan tersebut.
    - Ketika menerima telepon, pengguna diwajibkan untuk focus kepada lawan bicaranya agar pembicaraan tersebut tidak berujung kearah kesalahpahaman.
    - Ketika melakukan wawancara, pertemuan, presentasi, dan ketika melakukan penerbangan, diwajibkan bagi pengguna untuk mematikan handphone tersebut agar kegiatan tersebut tidak terganggu atau handphone tersebut tidak mengalami kerusakan ketika dalam penerbangan.
    - Pilihan antara menggunakan sms atau telepon. Hal tersebut harus didasari dari kebutuhan pengguna, jika pengguna membutuhkan respon langsung sebaiknya melakukan telepon langsung. Tetapi jika pengguna merasa respon tersebut tidak dibutuhkan secepatnya sebaiknya pengguna menggunakan sms agar kegiatan yang sedang dilakukan dari kedua pihak tidak terganggu. 

    2. Etika dalam chatting
    Chatting adalah sebuah media komunikasi yang menggunakan hubungan internet. Biasanya chatting hanya dilakukan oleh dua orang saja. Tapi walaupun kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh dua orang saja dan tidak secara langsung, tetap saja pengguna harus menggunakan etika ketika melakukannya, seperti :
    - Ketika melakukan chat, pengguna harus jujur dengan lawan chat agar tidak menimbulkan kekecewaan dikemudian hari.
    - Jangan melakukan sebuah keisengan (melakukan buzz) karena bisa saja orang yang sedang diisengi sedang sibuk dengan pekerjaan yang ia lakukan.
    - Ketika melakukan chat harus bersikap sopan, seperti mengucapkan salam ketika membuka pembicaraan atau tidak menggunakan kata-kata kasar.
    - Jika pengguna merasa terganggu dengan salah satu teman chat, pengguna dapat melakukan update status yang berisikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pengguna yang tidak boleh diganggu.
    - Jangan terlalu lama membalah chat yang sudah masuk, karena lawan chat tersebut bisa saja tidak terlalu suka ketika disuruh menunggu.
    - Perhatikan huruf-huruf yang digunakan ketika melakukan chat, bisa saja jika pengguna salah menggunakan huruf lawan bisa saja terjadi kesalahpahaman.
    - Ketika melakukan chat, diusahakan jangan mebicarakan topic yang berkaitan dengan SARA.
    - Jika lawan chat sudah tidak mau chat, pengguna jangan memaksakan kehendak kepada lawan chat untuk chat lebih lama lagi. 

    3. Etika dalam menggunakan email
    Email adalah sarana untuk surat menyurat yang menggunakan internet. Dalam menggunakan email juga harus didasari dengan etika agar maksud dari email tersebut akan sesuai dengan kehendang pengirim email, seperti :
    - Jangan menggunakan huruf besar ketika menulis email. Hal tersebut bisa berdampak kesalahpahaman.
    - Isi subject sesuai sesuai dengan isi dari email tersebut.
    - Jangan mengirimkan pesan-pesan yang tidak penting (iseng).
    - Gunakanlah bahasa yang sopang ketika menulis email. Terutama kepada orang yang belum dikenal baik.
    - Diusahakan agar jangan menulis sesuatu yang berkaitan dengan kejelekan orang lain.
    - Jangan menggunakan CC (Carbon Copy), karena jika penerima melihat email tersebut, semua alamat email yang ditulis di CC akan terlihat juga.
    - Jika email tersebut bersifat formal, gunakan susunan selayaknya suratresmi (perihal, pengirim, penerima, pembuka, isi, dan penutup). 

    4. Etika dalam menggunakan radio komunikasi
    Radio komunikasi adalah salah satu sarana komunikasi yang menggunakan pemancar. Dalam menggunakan sarana ini juga harus menggunakan etika, seperti:
    - Memantau frekuensi yang ingin dimasuki.
    - Menyebutkan posisi pengguna.
    - Menggunakan kata “ganti” pada akhir pembicaraan.
    - Memberikan prioritas kepada penyampai berita-berita yang penting.
    - Menggunakan bahasa yang sopan.
    - Menulis Log Book yang berisikan tentang siapa yang anda ajak untuk berkomunikasi, tanggal melakukan komunikasi, dan waktu ketika melakukan komunikasi.
    - Menggunakan Nama Panggilan Juliet Zulu, No Daerah dan Suffiknya, contoh JZ12AR
    II B. Pengertian dan Contoh Etika Bisnis
    Pengertian Etika Bisnis.
    Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005)
    Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang  yang ada di dalam organisasi. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
    Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum. Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
    • Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
    • Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
    • Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
    Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
    Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
    Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
    • Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
    • Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
    • Melindungi prinsip kebebasan berniaga
    • Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
    Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
    Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya  termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni  dengan cara :
    • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
    • Memperkuat sistem pengawasan
    • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
    Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
    1. Pengendalian diri
    2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
    3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
    4. Menciptakan persaingan yang sehat
    5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
    6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
    7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
    8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
    9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
    10. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
    11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.

    Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
    1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga   mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
    2.  Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
    3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
    4. Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya, kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan.
    Perkembangan Etika Bisnis
    Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):
    1. Situasi Dahulu
    Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
    2. Masa Peralihan: tahun 1960-an
    ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
    3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an
    sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.
    4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an
    Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network(EBEN).
    5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an
    Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
    Contoh Kasus Etika Bisnis :
    Beberapa tahun terakhir ada beberapa berita yang mempertanyakan apakah etika dan bisnis berasal dari dua dunia berlainan.
    1. Pertama, melubernya lumpur dan gas panas di Kabupaten Sidoarjo yang disebabkan eksploitasi gas PT. Lapindo Brantas.
    2. Kedua, obat antinyamuk HIT yang diketahui memakai bahan pestisida berbahaya yang dilarang penggunaannya sejak tahun 2004. Dalam kasus Lapindo, bencana memaksa penduduk harus ke rumah sakit. Perusahaan pun terkesan lebih mengutamakan penyelamatan aset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan sosial yang ditimbulkan. Pada kasus HIT, meski perusahaan pembuat sudah meminta maaf dan berjanji akan menarik produknya, ada kesan permintaan maaf itu klise. Penarikan produk yang kandungannya bisa menyebabkan kanker itu terkesan tidak sungguh-sungguh dilakukan. Produk berbahaya itu masih beredar di pasaran.
    3. Kondisi lain adalah adanya kondisi masyarakat Irian yang masih terbelakang, sementara hasil kekayaan yang dimiliki wilayah tersebut diambil oleh PT. FREEPORT tanpa meningkatkan kesejahterahaan masyarakat sekitarnya.
      Atas kasus-kasus itu, perusahaan-perusahaan tersebut terkesan melarikan diri dari tanggung jawab.
    4. Sebelumnya, kita semua dikejutkan dengan pemakaian formalin pada pembuatan tahu dan pengawetan ikan laut serta pembuatan terasi dengan bahan yang sudah berbelatung.
    Dari kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, bagaimana perusahaan bersedia melakukan apa saja demi laba. Wajar bila ada kesimpulan, dalam bisnis, satu-satunya etika yang diperlukan hanya sikap baik dan sopan kepada pemegang saham. Harus diakui, kepentingan utama bisnis adalah menghasilkan keuntungan maksimal bagishareholders. Fokus itu membuat perusahaan yang berpikiran pendek dengan segala cara berupaya melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan keuntungan. Kompetisi semakin ketat dan konsumen yang kian rewel sering menjadi faktor pemicu perusahaan mengabaikan etika dalam berbisnis.
    III.Pengertian & Contoh dari Etika Teleologi, Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan
    1. Etika Teleologi
      Dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
      Dua aliran etika teleologi :
      – Egoisme Etis
      – Utilitarianisme
      Egoisme Etis :
      Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
      Utilitarianisme
      berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
      Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
      Contoh : kewajiban untuk menepati janji
    2. Deontologi
      Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
      Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
    3. Teori Hak
      Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan dan perilaku.
      Contoh : Hak seseorang untuk menganut agama yang mereka pilih.
    4.  Teori Keutamaan
      adalah disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
      Contoh :
      • Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi.
      • Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
      • Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas – malasan. Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan.
      • Hidup yang baik
    Sumber :
    http://initugasku.wordpress.com /2010/03/03/sekilas-teori-etika/
    www.google.com