MENYIKAPI PENGARUH-PENGARUH DARI PAHAM/AJARAN YANG BERTENTANGAN DENGAN NILAI-NILAI AGAMA DAN PANCASILA
Keadaan bangsa Indonesia yang dialami saat ini adalah pada fase-fase yang menyimpang, terutama dalam hal-hal yang menjadi pro dan kontra tentang paham dan ajaran yang mungkin bagi sebagian masyarakat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan pancasila yang bangsa Indonesia punya. Dalam menyikapi hal tersebut seseorang harus dapat berfikir secara logis dari kenyataan yang ada. Misalnya saja dalam kasus teroris-teroris yang berada di Indonesia yang kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa hal yang mereka lakukan merupakan hal untuk jihad. Padahal pada kenyataan yang ada dalam agama islam, jihad tidak diperbolehkan jika menyakitkan dan merugikan orang banyak. dan dalam melakukan aksinya para teroris pun mengatas namakan agama sebagai alasan mereka mengapa hal tersebut dilakukan? Padahal ada pihak-pihak yang mereka tidak ketahui, yang mempunyai tujuan untuk mengadu domba umat islam.
Dan seharusnya kita sebagai masyarakat tidak boleh gegabah dalam menyikapi perilaku-perilaku yang dapat merugikan hajat orang banyak. dan selalu mempunyai rasa waspada terhadap orang-orang asing bagi kita. Dan satu lagi kasus yang menjadi pro dan kontra di Indonesia saat ini yaitu tentang ajaran-ajaran yang menimpang bahkan tidak masuk akal jika difikirkan secara logis. Banyak hal yang mereka lakukan yang sekali lagi tujuannya untuk mengadu domba umat islam. Seperti orang-orang yang menganggap dirinya sebagai Nabi. Yang padahal hal tersebut jelas-jelas telah merugikan orang banyak. khususnya umat islam di Indonesia. Dan hal ini merupakan perilaku dalam penistaan agama dan dapat menjatuhkan umat islam di Indonesia. Dan dalam menyikapi hal seperti ini kita harus mempunyai keyakinan dan rasa percaya terhadap hal-hal yang membawa manfaat bagi siapapun.
Di Indonesia sekarang ini telah berkembang pengaruh-pengaruh yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan Pancasila. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila harus dapat mengatasi pengaruh-pengaruh tersebut.Cara menyikapi pengaruh-pengaruh yang menyimpang tersebut sebenarnya sudah terdapat dalam sila-sila yang terdapat dalam Pancasila.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sesuai dengan sila pertama dari Pancasila, kita sebagai bangsa Indonesia haruslah berpedoman kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang bertentangan yang masuk ke dalam masyarakat Indonesia. Dengan begitu, setiap langkah yang kita ambil akan selalu terarah dan berpedoman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila yang kedua ini mengajarkan kita untuk memiliki kesadaran dalam sikap dan perbuatan kita yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Dengan sila kedua ini, kita dapat lebih menyadari adanya pengaruh-pengaruh yang menyimpang dalam lingkungan masyarakat dan dapat mengantisipasi pengaruh tersebut karena adanya potensi budi nurani di dalam diri kita.
3. Persatuan Indonesia.
Didalam sila ketiga ini memiliki makna persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangakan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang senasib. Nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Perwujudan Persatuan Indonesia adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keberagaman budaya atau etnis yang bukannya ditunjukkan untuk perpecahan namun semakin eratnya persatuan, solidaritas tinggi, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaan. Sehingga, kita tidak mudah untuk dipecahkan hanya karena pengaruh-pengaruh dari luar.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Di dalam sila keempat ini kita diajarkan untuk memiliki sikap demokratis, yaitu melaksanakan keputusan atas dasar musyawarah mufakat. Dengan sila keempat ini, kita dapat menghadapi pengaruh-pengaruh menyimpang itu dengan bijaksana dan berkepala dingin untuk menentukan sikap kita terhadap pengaruh tersebut.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dan sila yang kelima mengajarkan kita untuk selalu bersikap adil. Memanfaatkan seluruh kekayaan alam dan sebagainya untuk kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Jadi, sebenarnya sikap kita dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang bertentangan tidak perlu dengan cara kasar dan arogan. Karena sikap kasar dan arogan tidaklah menunjukkan sikap bangsa yang berlandaskan Pancasila.
Seharusnya kita bisa lebih bersikap tenang, tetapi juga tegas dalam melawan pengaruh-pengaruh menyimpang tersebut. Kita juga harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Selain itu, kita juga harus berpedoman kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam mengambil keputusan itu agar berguna bagi seluruh bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar